" http://simplenews05.blogspot.tw/2016/05/pengertian-gerak-epirogenesis-dan-gerak.html"
Pengertian Gerak Epirogenesis dan Gerak
Orogenesis
Pengertian Gerak Epirogenesis dan Gerak
Orogenesis ~ Pembentukan muka bumi terjadi karena dua hal, salah satunya ialah
karena adanya tenaga endogen, tenaga endogen merupakan tenaga yang berasal dari
dalam bumi membentuk relief yang sifatnya membangun. Yang termasuk ke dalam
tenaga membangun ialah Gempa Bumi. (Seisme), Vulkanisme, Gerak Tektonik
(Tektogenesis).
Gerak epirogenesis dan gerak orogenesis
termasuk kedalam gerak tektonik (tektogenesis), gerak
tektonik atau disebut juga tektogenesis adalah gerak lapisan kulit bumi baik secara mendatar ataupun vertikal akibat adanya pengaruh dari gerakan dan sirkulasi magma dalam dapur magma secara terus-menerus.
tektonik atau disebut juga tektogenesis adalah gerak lapisan kulit bumi baik secara mendatar ataupun vertikal akibat adanya pengaruh dari gerakan dan sirkulasi magma dalam dapur magma secara terus-menerus.
Gerak Epirogenesis adalah gerak atau
pergeseran lapisan kulit dengan arah vertical baik ke atas maupun ke bawah dengan
gerakan yang relatif lambat berlangsung dalam waktu yang lama dan meliputi
daerah yang luas.
Berdasarkan arah geraknya, gerak epirogenesis dibagi
dalam 2 macam, yaitu:
1.
Epirogenesis Positif, yaitu
gerak turunnya daratan sehingga permukaan laut kelihatan naik
2.
Epirogenetik Negatif, yaitu
gerak naiknya daratan.
Gerak Orogenesis adalah gerak atau
pergeseran kulit bumi dengan arah mendatar baik berupa tekanan maupun tarikan
yang relatif lebih cepat dan meliputi daerah yang sempit.
Tekanan vertikal dan horizontal serta
tarikan pada kulit bumi menyebabkan terjadinya dislokasi atau berpindah-
pindahnya lapisan kulit bumi yang membentuk:
Pegunungan lipatan, seperti: pegunungan
Bukit Barisan di Sumatra, pegunungan Kendeng dan Rembang di Jawa Timur.
Pegunungan patahan seperti Patahan Semangko
di Bukit Barisan dan Patahan Lembang di Bandung. Depresi kontinental (tanah
turun/anjlokan), yaitu turunnya permukaan bumi menjadi lebih rendah dari daerah
sekitarnya.
Gerakan-gerakan kerak bumi tadi dalam
prosesnya menghasilkan bentuk-bentuk baru yang khas berstruktur diastropik yang
disebut gejala diastropisme yang meliputi pelengkungan, pelipatan, retakan dan
patahan.